Herman Widjaja, 33, adalah satu dari 75 anak bangsa yang punya andil
besar dalam pengembangan teknologi dunia, khususnya Microsoft Windows.
Herman
yang merupakan lulusan Monash University, Australia, tahun 2004 lalu,
memilih mengembangkan karirnya di negeri orang. Tujuh tahun ia mengabdi
untuk menelurkan karya-karyanya di perusahaan Bill Gates, Amerika
Serikat.
Bahkan disela-sela kesibukkannya, menyempatkan pulang
kampung ke Indonesia untuk berbagi cerita dengan anak muda Indonesia
mengenai perkembangan teknologi dunia. Perhatiannya terhadap
perkembangan teknologi di Tanah Air tidak pernah lepas, bahkan begitu
besar.
Harapannya melambung seraya berharap agar anak-anak muda
Indonesia kelak bisa mengembangkan ilmu pengetahun berbasis teknologi di
Indonesia. Dalam kesempatan bincang-bincang dengan sejumlah wartawan di
Jakarta, Rabu (23/5/2012), Herman tak segan menyampaikan sumbang saran
menyikapi kurang greget-nya anak Indonesia terhadap perkembangan teknologi.
Bukan
tidak mampu, kata Herman, tetapi anak Indonesia kurang percaya diri dan
ragu dalam mengembangkan kemampuannya di bidang teknologi. Padahal,
saat ini tidak sedikit anak muda Indonesia yang memiliki potensi dalam
bidang IT.
“Kendalanya kurang percaya diri. Padahal dari
beberapa acara yang dilakukan Microsoft, anak Indonesia selalu unggul,
baik dari segi kemampuan, ide maupun teknik,” kata Herman.
“Kadang
kita melihat dari bentuk fisik ‘wah itu orang bule mereka pasti labih
hebat dari saya’. Kenyataannya belum tentu. Orang Indonesia, kadang suka
membatasi diri sendiri. Padahal banyak karya anak Indonesia yang
membuat
saya kagum,” sambung pria dengan dua anak itu.
Diakui
Herman, pertama kali terjun ke dunia kerja di bidang teknologi, ia
pernah merasa minder dengan orang asing yang katanya memiliki kemampuan
di atas rata-rata. Apalagi, saat itu orang Asia jarang sekali.
Seiring
berjalannya waktu, suatu waktu salah satu bosnya di Microsoft pernah
berkata, ‘kenapa harus minder, padahal sebenarnya kamu lebih bagus’.
Semenjak itu, ia sadar untuk tidak membatasi diri untuk maju.
Bahkan
sebenarnya, pria kelahiran Tebet, Jakarta Selatan, ini bukanlah anak
rajin. Belajar hanya sesekali itupun menjelang ujian saja. Tetapi, hal
yang membuat ia sukses adalah karena hobinya yang suka berdiam diri di
perpustakaan untuk membaca makalah. “Sebenarnya, saya ini malas sekali
kuliah, malahan sering bolos. Saya sering berada di perpustakaan untuk
membaca,” ujar Herman tertawa.
Hasilnya, anak kelahiran Tebet,
Jakarta Selatan itu mengaku senang bisa menikmati hasil karyanya selama
bekerja di Microsoft. Apalagi, ketika software yang dibuatnya banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Sebagai
anak Indonesia, tentu ini kebanggaan. Baginya, kue industri teknologi
sangat besar, jika orang itu mau bergandengan untuk bersama-sama
mengembangkan pasti bisa menghasilkan sesuatu yang lebih.
“Apalagi,
Indonesia sebagai negara pengguna internet terbesar, harusnya bisa
dimanfaatkan dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas,” tutup
Herman mengakhiri pembicaraan.
No comments:
Post a Comment